Gunawan mengaku ayahnya sampai membelah dua sepatu sebagai bentuk larangan. Di usianya yang masih belia, Gunawan memang sudah bisa meraih sebagian impiannya, termasuk memberangkatkan orangtuanya ke Tanah Suci tahun ini.
Namanya melejit setelah dipercaya membela timnas U-21 di Pra Olimpiade 2012. Sejak itu, Gunawan langganan masuk timnas. Termasuk timnas U-23 di ajang SEA Games XXVI/2011.
“Saya tak pernah menyangka bisa main untuk timnas. Ini semua di luar dugaan saya,” ujar pemain jebolan SSB Putra Kalinyamat ini.
Prestasi yang ia kecap kini adalah buah keuletannya di masa kecil. Kendati dilarang orangtuanya bermain sepakbola, Gunawan kukuh menggeluti hobinya memainkan si kulit bundar.
“Orangtua saya awalnya tak setuju saya main bola. Pasalnya, setiap kali saya selesai berlatih, saya sering sakit. Tapi, saya tetap berlatih karena jadi pemain sepak bola adalah cita-cita saya sejak kecil,” tutur pemilik tinggi badan 184 cm dan berat 78 kg ini.
Lantaran dilarang main bola, bahkan, sepatu sepakbola pertamanya pernah dipotong sang ayah hingga terbelah jadi dua.
“Karena terlalu sering jatuh sakit seusai berlatih, Ayah saya memotong sepatu sepak bola saya supaya saya tidak bisa berlatih lagi. Padahal, itu adalah sepatu sepak bola pertama yang saya dapat dari Ibu waktu saya duduk di kelas 6 SD,” cerita Gunawan.
Gunawan sendiri mengawali sepak terjangnya sebagai pemain sepak bola saat usia 8. Ia masih duduk di kelas 3 SD. Ia berlatih di Sekolah Sepak Bola (SSB) Putra Kalinyamat di kampung halamannya di Jepara.
“SSB Kalinyamat di Desa Kriyan dan jajaran pelatih yang terdiri atas Afif, Edi, Rozak, Fadlan sangat berjasa bagi perjalanan karier sepak bola saya. Di sanalah saya pertama kali ditempa,” ungkap Gunawan.
Selain SSB Putra Kalinyamat, Gunawan pun menyebut satu nama pelatih yang diakuinya sebagai orang paling berjasa membawanya sebagai pemain sepakbola profesional.
“”erima kasih kepada pelatih saya di Persiku Yunior Pak Bagong Harmadi. Beliau ikut menempa saya sampai bisa jadi pemain seperti sekarang. Beliau pula yang membawa saya ke ranah sepak bola profesional. Beliau mengajak saya bergabung ke klub Persiku Yunior,” ujar Gunawan.
Kini, setelah 13 tahun berlatih keras, penyuka angka 13 ini akhirnya menjangkau cita-citanya sejak kecil. Bahkan, dari jerih payahnya bermain bola mulai diganjar honor Rp 300.000 per bulan hingga kini sebagai pemain nasional, ia akhirnya mampu memberangkatkan kedua orangtuanya naik haji.
“Alhamdulillah. Semua yang saya inginkan waktu kecil sudah terwujud, termasuk memberangkatkan orangtua naik haji,” tandas Gunawan.
Meski begitu, Gunawan belum puas. Dan, katanya, ia tidak akan pernah puas. “Saya selalu ingin berbuat dan memberikan yang terbaik. Saya akan terus berjuang dan bekerja keras untuk itu,” tegasnya.
Biodata Gunawan
Nama lengkap: Gunawan Dwi Cahyo
Panggilan: Gunawan
Kelahiran: Jepara, 20 April 1989
Tinggi: 184 cm
Berat: 78 kg
Ukuran sepatu: 44 2/3
Merek sepatu: Adidas
Warna kesukaan: Biru
Minuman kesukaan: Jus alpukat
Makanan kesukaan: Semur belut
Parfum: Jaguar, 212, Bvlgari Omnia
Pemain idola: Bejo Sugiantoro dan Marco Metarazzi
Nomor punggung: 13
Posisi: Stoper
Cita-cita kecil: Pemain bola
Nama orangtua: Gunarto (ayah) & Siti Khotijah (ibu)
Kakak: Lusiana Eka Sari
Adik: Siska Tri Wulandari & Resti Amalia Febrianti
Karier
Klub Yunior
1997-2003 SSB Putra Kalinyamat
2003-2004 Persiku Junior
2004-2007 Diklat Salatiga
2005-2006 Persijap Junior
2006-2007 Persijap U-23
Klub Senior
2007-2008 PSIS A Salatiga
2008-2009 PSIS Semarang
2009-2010 Persik Kediri
2010-2011 Sriwijaya FC
2011-… Persidafon Dafonsoro
Timnas
Yunior
2010 Timnas U-21 Pra Olimpiade 2012
2011 Timnas U-23 SEA Games XXVI/2011
Senior
2011 Timnas Pra Piala Dunia 2014
sumber
0 komentar:
Posting Komentar