Djohar Arifin: Idris Penghancur PSMS

Perang terbuka ditunjukkan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin terhadap pelaksana teknis PSMS ISL Idris. Komentar cadas dilontarkannya di waktu jeda babak pertama PSMS IPL melawan Persebaya di Stadion Teladan, Minggu (27/11) sore WIB.

Di hadapan media, Djohar Arifin menegaskan, dualisme PSMS terjadi lantaran satu sosok yang tak lain adalah Idris. "Idris, kami tidak tahu asal usulnya seperti apa, tapi dia berhasil menghancurkan PSMS. Dia berhasil membawa PSMS sesuka hatinya tanpa ada izin dari 40 klub," ujar Djohar.

Mantan pemain PSMS era 80-an ini mengatakan, sebagai pria yang pernah membela panji klub yang berdiri pada 1950 ini, dirinya kecewa dengan keputusan klub membela Indonesian Super League (ISL). Namun mesti begitu, dia menyebut dengan hadirnya PSMS Medan di IPL, klub bisa lolos dari sanksi.

"Terbukti PSMS sudah hadir di kompetisi, tidak ada masalah. Ada yang menamakan PSMS lagi itu urusan klub pemilik PSMS. Apakah mereka berhak bernama PSMS berpulang kepada 40 klub memiliki PSMS, bukan milik pribadi.  PSMS ini milik siapa, pengurus atau pribadi. PSMS bukan milik Idris seenaknya membuat PSMS dan berhasil menghancurkan PSMS, sebagai mantan pemain saya kecewa," tuturnya.

Mantan Ketua PSSI Sumut ini memaparkan, saat ini memang kompetisi IPL berkurang dari daftar peserta awal, dari 17 menjadi 13 klub. "Dari 17 klub  mendaftar secara tertulis menyatakan ikut tapi ternyata berkurang tidak ada masalah. Seperti Persipura, Persidafon. Kami hanya mengurus klub yang mau diurus," ungkap Djohar lagi.

Soal sanksi yang akan dijatuhkan kepada klub yang ikut ISL, dia menyerahkan kepada pihak yang berkompeten. "Sanksi  diatur oleh statuta. Bentuknya seperti apa, statuta yang menentukan. Banyak pasal-pasal. Tapi intinya, klubnya yang akan disanksi, Sanksi tidak untuk pemain, karena pemain hanyalah sebagai korban," paparnya.

"Pemain adalah korban oknum pengurus, kita belum bicara soal itu. Kompetisi bisa jalan, silahkan pilih mana saja, pemain tidak tau apa-apa mereka korban pengurus," tukasnya. Mantan staf ahli Mennegpora tersebut juga menyesalkan keputusan Ketua Umum PSMS Rahudman Harahap yang akhirnya memutuskan PSMS ke Superliga. Namun dia juga mengakui, langkah Rahudman dilakukan karena hanya mendengarkan masukan dari satu pihak. "Perlu masukan kepada pak Wali. Dia orang baru di bola. Selama ini dia dapat masukan dari satu pihak. Klub-klub pemilik PSMS harus proaktif memberikan masukan," jelasnya.

Soal legalitas PSMS untuk IPL, dia menyebut tim ini meminjam badan hukum alias PT Bintang Medan yang awalnya bekerja sama dengan PSMS yang kini ke ISL. "Pemilik legal PSMS adalah klub, jadi STNK-nya PT Bintang Medan dipinjam, timnya PSMS. Karena PSMS badan hukumnya belum lengkap jadi meminjam dan didaftarkanlah tim ini. Saat ini kita mau profesional. Pada dasarnya hanya beberapa klub yang mampu seperti Sriwijaya, Semen Padang juga Arema yang lain belum," jelasnya.

"Kita terganjal, ini bom waktu yang ditinggalkan Djoko Driyono. Dan kita dikejar deadline AFC, kita masuk dihadapkan dengan semua. Bukan kemauan PSSI  perubahan in," bebernya.

Sementara itu dari PSMS,  pengurus PSMS yang ke ISL diusung Idris disebut tengah melakukan manuver dengan mengundang 40 klub anggota PSMS untuk membicarakan kesinambungan PT PSMS pada 29 November mendatang.

Sementara itu, CE0 PSMS Idris, yang dikonfirmasi via telepon genggamnya soal tudingan Djohar, mengatakan dirinya tak ambil pusing soal komentar Ketua Umum PSSI Djohar Arifin. "PSMS di tangan kami tidak pernah hancur, ada tiga tim yang terbentuk (PSMS junior dll), kita memilih ISL dan tidak ke IPL karena bobroknya PSSI pimpinan Djohar Arifin. Saya menghargai dia (Djohar), jangan dia buat saya seperti itu. Jika saya mau saja, bisa membongkar kebusukan dia. Kalau saya mau buka, nanti dia (Djohar) yang enggak nyaman. Besok pun  saya bisa buat konferensi pers untuk membuka semua," ujarnya.

Dia menyebut pembentukan PSMS ISL, bukan hanya karena dirinya sendiri. "Rahudman Harahap itu orang pintar. Dia memutuskan PSMS di ISL bukan hanya karena saya, beliau juga bukan hanya meminta pendapat saya, ada tokoh olahraga, anggota dewan dan lainnya yang memberikan masukan. Saya ditanya, ya jawab. Pak Wali memutuskan ke ISL juga setelah menelepon 16 walikota dan bupati di Indonesia," ungkapnya.

PSMS, lanjutnya, hanya satu di bawah Rahudman Harahap, ketum PSMS. "Tidak ada yang lain, itu ada adalah tim rekayasa Djohar Arifin," tukasnya. (gk-38)


by : Goal.com