Puluhan punggawa Pasoepati tersebut dalam aksinya menyatakan mendukung Tim Persis Solo yang mengikuti kompetisi resmi Liga Prima Indonesia di bawah naungan PSSI.
Pengunjuk rasa selain melakukan orasi juga membawa sejumlah poster dan spanduk yang diantaranya bertuliskan "Persis Solo hanya satu, Liga resmi Yes, Persis Solo Liga amatir no, dan Tolak dualisme dukung PSSI".
Koordinator aksi Satrio Wibowo yang juga Suku Pasoepati from Solo With Love, dalam orasinya menyatakan, pihaknya menolak adanya dualisme tim Persis Solo.
"Persis Solo hanya satu yang mewakili kota ini, bukan dua. Mereka yang ikut kompetisi liga resmi di bawah PSSI," katanya disela orasinya.
Menurut dia, Persis merupakan tim kebanggaan masyarakat Solo, jangan dikacaukan dengan munculnya tim tandingan yang kualitasnya amatiran.
"Kami suporter Pasoepati akan mendukung Persis yang memiliki kualitas profesional dan resmi mengikuti kompetisi di bawah naungan PSSI," katanya.
Sementara pengunjuk rasa setelah melakukan yel-yel di bundaran patung obor kawasan Manahan, mereka langsung membubarkan diri dengan tertib.
Menurut Presiden Pasoepati Bimo Putranto, Persis Solo sejak berdiri pada 1923 hanya satu, dan Pasoepati tetap komitmen mendukung tim resmi di bawah PSSI.
Pihaknya yang paling menentang munculnya tim Persis tandingan yang akan mengikuti kompetisi Divisi Utama versi Badan Liga Indonesia (BLI).
Menurut dia, Persis tetap mengikuti kompetisi yang memiliki legitimasi dari PSSI. (Suryanto/ANTARA)
0 komentar:
Posting Komentar