Nasib Utang PSSI US$ 700 Ribu Ditentukan Bulan Ini

Pengadilan Arbitrase Olahraga Dunia (Court of Arbitration for Sport-CAS) akan mengambil sikap terkait persoalan utang Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) kepada konsultan Piala Dunia, Michele Bacchini, senilai sekitar US$ 700 ribu Desember ini. PSSI optimistis pengadilan olahraga dunia itu akan membebaskan mereka dari lilitan utang yang diwariskan Nurdin Halid tersebut.

"Bulan ini mudah-mudahan kita dapat kabar kasusnya bisa dibuka lagi atau tidak. Yang jelas, CAS menanggapi surat kami. Mereka telah menerima dokumen (pembelaan) dari kami dan meminta kami menyerahkan dokumen lagi," kata Direktur Legal PSSI Finantha Rudy ketika dihubungi, Ahad, 4 Desember 2011.

Utang jumbo senilai US$ 700 ribu ini muncul terkait upaya PSSI pada masa kepemimpinan Nurdin Halid untuk menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Untuk melancarkan berbagai urusan, Nurdin menyewa konsultan Michele Bacchini, yang berperan mempermudah berbagai lobi ke sejumlah pihak.

Namun Nurdin lengser di tengah jalan pada pertengahan tahun ini. Sementara FIFA menunjuk Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Bacchini, yang mengklaim telah mengeluarkan sejumlah uang, lalu menagih PSSI. Dia juga menggunakan jalur arbitrase untuk memenangkan tagihannya itu dengan memasukkan pengaduan pada 27 Juli 2010.

Uniknya, selama proses arbitrase berlangsung, PSSI mengatakan tidak pernah mengetahui adanya kasus ini. Informasi soal ini baru diketahui pada awal Oktober lalu saat Bachhini memberi tahu Wakil Ketua Umum PSSI Farid Rahman. Saat itu, Bacchini mengatakan CAS akan menjatuhkan keputusannya dalam waktu dekat.

PSSI pun bergerak cepat. Mereka melayangkan surat ke CAS pada 8 November lalu. Isinya meminta CAS tak gegabah mengetuk palu karena selama ini mereka hanya menerima informasi dari satu pihak, yakni dari Bacchini. PSSI juga mengutus seorang konsultan hukum bernama Andre Meyer untuk meminta pengadian olahraga dunia itu membuka lagi panel sidang. "Mudah-mudahan panel enggak lama lagi dibuka," kata Rudy.

Pengadilan olahraga dunia, kata Rudy, cukup memberi peluang dibukanya lagi panel sidang tersebut. Hal ini, kata dia, terlihat dari sejumlah dokumen yang dikirimkan pengadilan tersebut ke PSSI Oktober lalu. Isi dokumen  itu antara lain perjanjian kontrak antara PSSI periode Nurdin Halid dan Michele Bacchini. "Surat kontrak itu ternyata tanpa kop resmi dari PSSI," kata Rudy.

Jika panel sidang kembali dibuka, Rudy melanjutkan, maka Bacchini harus membuktikan bahwa dirinya telah bekerja sehingga layak mendapat bayaran senilai US$ 700 ribu seperti yang ia tuntut ke CAS. "Bacchini harus membuktikan klaimnya. Pada 2002, ia dipecat dari FIFA. Kenapa pengurus (PSSI) lama memakai orang yang sudah di-blacklist FIFA?" kata Rudy. (Dwi Riyanto Agustiar/Tempo)